Ads 468x60px

Sabtu, 10 Agustus 2013

Inilah Perbedaan Kambing Dan Domba

Domba dan Kambing memiliki banyak kesamaan, terkadang orang tidak bisa membedakan antara keduanya. Domba dan kambing sebenarnya adalah dua spesies yang berbeda, dalam bahasa latin Domba dikenal sebagai Ovis Aries sedangkan Kambing disebut Capra hircus. Pemisahan ini dilakukan berdasarkan karakteristik kedua hewan ini. Lebih jauh lagi jumlah kromosom (bagian sel yang menentukan karakteristik hewan/manusia) Domba memiliki 54 kromosom sedangkan kambing memiliki 60 kromosom.


Hampir setiap orang yang ditanya bagaimana cara membedakan domba dan kambing menjawab struktur rambut (lebih dikenal dengan istilah bulu) yang menutupi tubuhnya berbeda. Kambing memiliki bulu yang lurus sedangkan domba bulunya keriting. Namun ketika ditanya lagi “bagaimana kalau keduanya dicukur bulunya?”, dua duanya akan sangat mirip dan sulit untuk membedakannya. Selain dari membedakan tipe bulu sebagaimana disebutkan diatas, ada beberapa cara lain yang bisa kita gunakan buat membedakan antara domba dan Kambing. Ekor, antara domba dan kambing memiliki perbedaan di ekornya.

Kalau kita perhatikan bagian ekor dari kambing dia tegak ke atas sementara domba jatuh terkulai ke bawah. Perbedaan lain antara antara domba dan kambing adalah perilaku mereka makan dan pemilihan jenis makanan. Domba senang merumput, atau di istilah biologi dan kedokteran hewan disebut grazing. Domba lebih memilih rumput yang pendek dan lembut atau gulma sebagai makanannya. Domba merumput dengan sedikit menekuk kaki depannya dan bertumpu pada kaki depannya. Disisi lain Kambing lebih memilih tumbuhan sebagai makanannya, terkadang mereka memakan ranting muda dibandingkan rumput. Kembali daam istilah biologi atau kedokteran hewan mereka di sebut hewan browser. Domba sangat tangkas dan dapat berdiri dengan kaki belakangnya untuk mencapai ranting yang tinggi.

Domba dan kambing mempunyai perilaku yang agak berbeda. Ada yang mengatakan bahwa kambing lebih “pintar” dibandingkan dengan Domba karena kambing memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan sangat tangkas. Kambing lebih mandiri atau soliter dibandingkan dengan domba yang biasanya memilih untuk berkelompok. Domba akan menjadi sangat gelisah jika sudah dipisahkan dari sisa kawanannya, tidak seperti kambing. Namun, kecenderungan domba untuk berkelompok ini merupakan salah satu metode mereka untuk melindungi kawanannya dari serangan hewan pemangsa. Sebenarnya tidak ada yang lebih pintar atau lebih bodah antara keduanya. Hanya saja keduanya memiliki perilaku yang berbeda satu sama lain. Perilaku ini telah di desain sedemikian rupa sehingga mereka dapat bertahan hidup di alam.
Klasifikasi Ilmiah

Domba
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Family : Bovidae
Sub Family : Caprinae
Genus : Ovis
Spesies : Ovis Aries
Kambing
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Family : Bovidae
Sub Family : Caprinae
Genus : Capra
Spesies : Capra Hircus

 Jenis-jenis kambing yang ada di Indonesia. Tentunya sangat banyak, tapi di sini ane akan disebutkan 12 aja..


1. Kambing Kacang
Spoilerfor Kambing kacang:
Kambing kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia.
Ciri-ciri kambing kacang :
Tubuh kambing relatif kecil dengan kepala ringan dan kecil.
Telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek.
Pada umumnya memiliki warna bulu tunggal putih, hitam, coklat, atau kombinasi ketiganya.
Kambing jantan maupun betina memiliki dua tanduk pendek.
Berat tubuh jantan dewasa dapat mencapai 30 kg, serta betina dewasa mencapai 25 kg.
Tinggi yang jantan 60 - 65 cm, sedangkan yang betina 56 cm.
Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu, pada kambing jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher, pundak dan punggung sampai ekor dan pantat.

2. Kambing Etawa (Kambing Jamnapari)
Spoilerfor Kambing Etawa:
Kambing Ettawa atau dikenal juga dengan nama Kambing Jamnapari, merupakan jenis kambing unggul yang memiliki dua tipe fungsi yaitu sebagai kambing penghasil susu maupun kambing untuk penghasil daging.
Kambing Etawa didatangkan ke Indonesia dari India.
Ciri-ciri kambing Etawa :
Badannya besar, tinggi gumba kambing jantan 90 cm hingga 127 cm dan yang betina mencapai 92 cm.
Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina hanya mencapai 63 kg.
Telinganya panjang dan terkulai ke bawah.
Dahi dan hidungnya cembung.
Kambing jantan maupun betina bertanduk pendek.
Kambing Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari
.
3. Kambing Jawarandu (Bligon, Gumbolo, Koplo, Kacukan)
Spoilerfor Kambing Jawarandu:
Kambing Jawarandu (Jawa Randu) memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan.
Ciri-ciri kambing Jawarandu :
Memiliki tubuh lebih kecil dari kambing ettawa, dengan bobot kambing jantan dewasa dapat lebih dari 40 kg, sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 kg.
Baik jantan maupun betina bertanduk.
Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai.
Baik jantan maupun betina merupakan tipe pedaging dan penghasil susu

4.Kambing PE (Peranakan Etawa).Spoilerfor Kambing PE:
Kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing lokal/Kacang.
Cri-ciri kambing Etawa :
Warna bulu belang hitam, putih, merah, coklat dan kadang putih.
Badannya besar sebagaimana Etawa, bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina mencapai 63 kg.Telinganya panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir yang cukup besar
Dahi dan hidungnya cembung.
Kambing jantan maupun betina bertanduk kecil/pendek.
Daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang
Kambing Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari

5. Kambing Boer
Spoilerfor Kambing Boer:
Kambing Boer aslinya berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang ter-registrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani. Kambing Boer merupakan kambing pedaging yang sesungguhnya karena pertumbuhannya sangat cepat.

6. Kambing Saanen
Spoilerfor Kambing Saanen:
Kambing Saanen ini aslinya berasal dari lembah Saanen, Swiss (Switzerland) bagian barat.
Ciri-ciri kambing Saanen :
Bulunya pendek berwarna putih atau krim dengan titik hitam di hidung, telinga dan di kelenjar susu.
Hidungnya lurus dan muka berupa segitiga.
Telinganya sederhana dan tegak ke sebelah dan ke depan.
Ekornya tipis dan pendek.
Jantan dan betinanya bertanduk.
Berat dewasa 68-91 kg (Jantan) dan 36kg - 63kg (Betina), tinggi ideal kambing ini 81 cm dengan berat 61 kg, di saat tingginya 94 cm beratnya 81 kg.
Produksi susu 740 kg/ms laktasi.

7. Kambing Gembrong
Spoilerfor Kambing Gembrong:

Kambing Gembrong terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem.

Ciri khas kambing Gembrong jantan berbulu panjang lebat dan mengkilap, yang tumbuh mulai dari kepala hingga ekor. Bila dibiarkan, panjang bulu bisa mencapai 25—30 cm. Setiap 12—16 bulan sekali, bulunya mesti dicukur. Jika tidak, bulu bagian kepala dapat menutupi mata dan telinga, sehingga akan mempersulit kambing saat makan.

 8. Kambing Boerawa
Spoilerfor Kambing Boerawa:

Kambing Boerawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Boer jantan dengan kambing Peranakan Etawah (PE) betina.

Ternak hasil persilangan kedua jenis kambing tadi disebut dengan Boerawa yakni singkatan dari kata Boerawa dan Peranakan Etawah. Kambing hasil persilangan ini mulai berkembang dan banyak jumlahnya di Propinsi Lampung, walaupun upaya persilangan antara kambing Boer dengan kambing lokal telah dilakukan di beberapa propinsi lainnya seperti Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

9. Kambing Muara
Spoilerfor Kambing Muara:

Kambing Muara dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara di Propinsi Sumatera Utara.

Dari segi penampilannya kambing ini nampak gagah, tubuhnya kompak dan sebaran warna bulu bervariasi antara warna bulu coklat kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu hitam. Bobot kambing Muara ini lebih besar dari pada kambing Kacang dan kelihatan prolifik. Kambing Muara ini sering juga beranak dua sampai empat sekelahiran (prolifik).

10. Kambing Kosta
Spoilerfor Kambing Kosta:

Lokasi penyebaran kambing Kosta ada di sekitar Jakarta dan Propinsi Banten. Kambing ini mempunyai bentuk tubuh sedang, hidung rata dan kadang-kadang ada yang melengkung, tanduk pendek, bulu pendek. Kambing ini dulunya terbentuk dari persilangan kambing Kacang dan kambing Khasmir (kambing impor).

Warna dari kambing Kosta ini adalah coklat tua, coklat muda, coklat merah, abu-abu sampai hitam. Pola warna tubuh umumnya terdiri dari 2 warna, dan bagian yang belang umumnya didominasi oleh warna putih.

11. Kambing Marica
Spoilerfor Kambing Marica:

Kambing Marica adalah suatu variasi lokal dari Kambing Kacang yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, dan merupakan salah satu genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah termasuk kategori langka dan hampir punah (endargement).

Ciri yang paling khas pada kambing ini adalah telinganya tegak dan relatif kecil pendek dibanding telinga kambing kacang. Tanduk pendek dan kecil serta kelihatan lincah dan agresif.

12. Kambing Samosir (Kambing Putih, Kambing Batak)
Spoilerfor Kambing Samosir:

Berdasarkan ukuran morfologik tubuh, bahwa kambing spesifik lokal Samosir ini hampir sama dengan kambing Kacang yang ada di Sumatera Utara, yang membedakannya terhadap kambing Kacang yaitu penotipe warna tubuh yang dominan putih dengan hasil observasi 39,18% warna tubuh putih dan 60,82% warna tubuh belang putih hitam. Pemberian nama kambing Samosir pada saat ini masih secara lokal dan dikenal dengan nama Kambing Putih atau Kambing Batak.

4 Jenis Kambing di Indonesia yang Jarang Diketahui

     Tak hanya kambing yang berwarna coklat yang ada di indonesia, ternyata masih banyak lho jenis2 yang lain:
1. Kambing Ettawa

Kambing ini didatangkan dari India yang juga disebut kambing Jamnapari. Telinganya panjang dan terkulai ke bawah, dan kadang memiliki tanduk yang indah. Kambing jenis ini mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari. Keturunan silangan (hibrida) kambing etawa dengan kambing lokal dikenal sebagai kambing “Peranakan etawa” atau “PE”. Kambing PE berukuran hampir sama dengan etawa namun lebih adaptif terhadap lingkungan lokal Indonesia.

2. Kambing Hitam Sumatra
Kambing ini bukan hobi mengadu domba lho, tapi memang warna kulitnya yang hitam. Kambing hutan Sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis) adalah jenis kambing hutan yang hanya terdapat di hutan tropis pulau Sumatra. Populasinya sudah semakin terdesak akibat perambahan hutan secara liar.
Selain itu, kambing hutan sumatera ini juga masuk kedalam daftar Appendices I(hewan yang sangat langka dan tidak boleh diburu)

3. Kambing Samosir
Berdasarkan sejarahnya Kambing Samosir dipelihara penduduk setempat secara turun temurun di Pulau Samosi. Kambing Samosir pada mulanya digunakan untuk bahan upacara persembahan pada acara keagamaan salah satu aliran kepercayaan aninisme (Parmalim) oleh penduduk setempat. Kambing yang dipersembahkan harus yang berwama putih, maka secara alami penduduk setempat sudah selektif untuk memelihara kambing mereka mengutamakan yang berwarna putih. Kambing Samosir ini bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ekosistem lahan kering dan berbatu-batu, walaupun pada musim kemarau biasanya rumput sangat sulit dan kering. Kondisi pulau Samosir yang topografinya berbukit, ternyata kambing ini dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik.

4. Kambing Gembrong
Pasti baru dengar sekarang kan.... Kambing Gembrong adalah kambing yang terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem. Ciri khas dari kambing ini adalah berbulu panjang. Panjang bulu sekitar berkisar 15-25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai menutupi muka dan telinga. Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing Gembrong betina berbulu pendek berkisar 2-3 cm.

Sumber: http://id.wikipedia.org

Read more: http://ilhamblogindonesia.blogspot.com/2013/03/4-jenis-kambing-di-indonesia-yang.html#ixzz2f2VewNEv

                                                                  Jenis-jenis Domba di Indonesia 

Dengan semakin banyaknya (kuantitas) dan semakin mampunya (kualitas) peternak melakukan penyilangan sendiri, maka saat ini sebenarnya semakin sulit menentukan jenis domba. Namun demikian disini akan diuraikan secara singkat jenis-jenis domba yang ada di Indonesia.

1. Domba Garut (Domba Priangan)

Domba Garut merupakan hasil persilangan segitiga antara domba lokal (asli Indonesia), Domba Cape/Capstaad (Domba Ekor Gemuk atau Kibas) dari Afrika Selatan dan Domba Merino dari Asia Kecil. Yang dibentuk kira-kira pada pertengahan abad ke 19 (±1854). Sekitar 70 tahun kemudian yaitu tahun 1926 Domba Garut telah menunjukan suatu keseragaman, misalnya bentuk tanduk yang besar melingkar diturunkan dari Domba Merino.

Pada awalnya domba priangan atau domba garut ini berkembang di Priangan (Jawa Barat), terutama di daerah Bandung, Garut, Sumedang, Ciamis, dan Tasikmalaya. Namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Domba ini dipelihara selain sebagai domba potong atau domba pedaging, juga dipelihara sebagai domba aduan.

Ciri-ciri domba garut :
Bertubuh besar dan lebar, lehernya kuat, dahi konveks.
Domba priangan jantan memiliki tanduk besar dan kuat, melengkung ke belakang berbentuk spiral, dan pangkal tanduk kanan dan kiri hampir menyatu. Sedangkan domba betina tidak memiliki tanduk, panjang telinga sedang, dan terletak di belakang tanduk.
Domba jantan mempunyai berat 40-80 kg, sedangkan betina 30-40 kg.
Kadang-kadang dijumpai adanya domba tanpa daun telinga.
Keunggulan domba priangan ini adalah kulitnya merupakan salah satu kulit dengan kualitas terbaik di dunia, selain itu dengan leher yang kokoh dan tubuh yang besar, kuat, domba ini sesuai untuk domba aduan. Keunggulan lainnya adalah penghasil daging yang sangat baik dan mudah dipelihara.

2. Domba Texel Wonosobo (Dombos) 

Domba Texel atau juga dikenal dengan nama Dombos yang artinya Domba Texel Wonosobo. Pada bulan Juli 2009, peternak di Lampung Timur mendatangkan 75 ekor betina dan 1 pejantan domba Texel yang didatangkan dari daerah Dieng Wonosobo, dan ternyata dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik di daerah Lampung Timur yang bersuhu panas.

Pada tahun 1954/1955 Pemerintah mendatangkan 500 ekor Domba Texel dari Belanda dan dialokasikan ke beberapa daerah di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah (Baturaden Banyumas dan Tawangmangu Solo) dan Jawa Timur, tetapi daerah tersebut tidak mampu mengembangkannya. Akhirnya tahun 1957, dipindahkan ke Daerah Wonosobo. Ternyata penduduk Wonosobo mampu mengembangkan Domba Texel tersebut, akhir tahun 2006 populasi mencapai 8.753 ekor.


Domba Texel mempunyai ciri khas yang mudah dibedakan dari domba jenis lain yaitu : Mempunyai bulu wol yang keriting halus berbentuk spiral berwarna putih yang menyelimuti bagian tubuhnya kecuali perut bagian bawah, keempat kaki dan kepala. Postur tubuh tinggi besar dan panjang dengan leher panjang dan ekor kecil.


Domba Texel tergolong ternak unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging. Bobot badan dewasa jantan dapat mencapai 100 kg dan yang betina 80 kg dengan karkas sekitar 55 %. Dalam penggemukkan secara intensif dapat menghasilkan pertambahan berat badan 265 – 285 gram/hari. Masyarakat Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah telah banyak merintis usaha penggemukan intensif terhadap Domba Persilangan Texel dengan Domba Lokal, yang menghasilkan keuntungan memadai. Di samping itu Domba Texel dapat menghasilkan bulu wool berkualitas sebanyak 1000 gram/ekor/tahun, yang dapat diolah sebagai komuditas yang mempunyai nilai tambah. Di pedesaan Wonosobo yang potensial Domba texel telah dirintis industri rumah tangga yang mengolah bulu wool Domba Texel.

Domba Texel tergolong ternak yang cepat berkembang biak, dapat beranak pertama kali pada umur 15 bulan dan selanjutnya dapat melahirkan setiap delapan bulan. Anak pertama cenderung tunggal dan anak berikutnya kadang-kadang kembar dua. Domba Texel mempunyai karakter genetik yang cenderung dominan. Di Kabupaten Wonosobo, Domba Texel telah banyak memberi kontribusi genetik terhadap domba-domba lokal melalui proses kawin silang, menghasilkan domba domba persilangan yang potensial sebagai penghasil daging.

Kendala pengembangan Domba Texel justru karena tingginya permintaan dari luar daerah yang disinyalir untuk di ekspor ke Malaysia. Hal ini sebenarnya meningkatkan pamor dan nilai harga Domba Texel itu sendiri, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak dan pedangan Domba Texel. Namun di sisi lain, bila pengeluaran ke luar daerah tak dikendalikan, bisa mengancam terjadinya pengurasan ternak. Kendala lain, perkembang biakan Domba Dexel masih tergantung pada kawin alam, berhubung belum terdapatnya Produsen Frozen semen Domba Texel.

Pemerintah telah berupaya melestarikan Domba Texel melalui Program Village Breeding Centre (VBC) Domba Texel yang meliputi kegiatan pendataan, droping Domba Texel Gaduhan Pemerintah, sosialisasi dan promosi pelestarian maupun teknik budidaya serta pelatihan pengolahan bulu, kulit dan daging Domba Texel.

3. Domba Batur Banjarnegara (Domas)

Domba Batur (atau Domas) sebenarnya merupakan domba hasil persilangan dari domba lokal yaitu domba Ekor Tipis (Gembel), domba Suffolk dan domba Texel. Pada 1984, kelompok tani ternak di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, berusaha menyilangkan domba bantuan presiden dengan domba lokal. Persilangan domba asal Tapos dan domba lokal menghasilkan keturunan yang oleh warga dinamai domba Batur atau Domas.

Pada awalnya berkembang di daerah Banjarnegara dan menjadi ikon Banjarnegara, dan sejak tahun 2009 mulai berkembang di beberapa daerah Jawa dan Sumatera.

Domba batur jantan maupun betina adalah tipe domba potong yang merupakan penghasil daging yang baik.

Ciri-ciri Domba Batur :
Tubuhnya besar dan panjang.
Kaki cenderung pendek dan kuat.
Domba jantan maupun betinanya tidak memiliki tanduk.
Kulitnya relatif lebih tipis dibandingkan domba garut, kibas, atau gembel, namun bulunya tebal.
Warna bulu dominan putih dan menutupi seluruh tubuhnya hingga bagian muka domba.
Keunggulan utama domba Batur ini adalah berat badannya. Untuk domba jantan dewasa berkisar antara 90-140 kg dan domba betina 60-80 kg, serta tinggi badan domba jantan dapat mencapai 75 cm dan tinggi domba betina 60 cm.

Domba Batur ini memang istimewa montok/gemuk, pada umur dua tahun domba jantan umumnya sudah bisa mencapai bobot 100 kg dan betina 80 kg. Bahkan, domba jantan yang bagus dapat mencapai bobot 140 kg. Domba dengan bobot seperti ini biasanya dijadikan pejantan.

Proporsi dagingnya (bukan karkas yang masih bertulang) juga tinggi. Dagingnya lebih empuk dan lemaknya lebih tinggi. Untuk sate lebih bagus.

Domba Batur mulai dapat dikawinkan pada umur 8 bulan saat si betina mencapai bobot 50—60 kg. Satu ekor pejantan mampu mengawini 10 ekor betina. Betina bunting selama lima bulan dan rata-rata jumlah anaknya 1,5 ekor per kelahiran.

4. Domba Ekor Tipis (Domba Gembel)

Domba ekor tipis dikenal sebagai domba asli Indonesia dan sering disebut Domba Gembel, dalam Bahasa Inggris disebut Javanesse Thin-Tailed sheep.

Pada awalnya domba ini berkembang di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Ciri-ciri domba ekor tipis :
Termasuk golongan domba berperawakan kecil, dengan berat badan domba jantan 30-40 kg dan domba betina 15-20 kg.
Bulu wolnya gembel berwarna putih dominan dengan warna hitam di sekeliling mata, hidung, dan beberapa bagian tubuh lain.

Ekornya tidak menunjukkan adanya desposisi lemak.
Telinga umumnya medium sampai kecil dan sebagian berposisi menggantung.
Domba jantan memiliki tanduk melingkar, sedangkan yang betina umumnya tidak bertanduk.
Keunggulan domba ekor tipis ini adalah bersifat prolific (dapat melahirkan anak kembar 2-5 ekor setiap kelahiran), mudah berkembang biak dan tidak dipengaruhi musim kawin, serta mampu beradaptasi pada daerah tropis dan makanan yang buruk.

5. Domba Ekor Gemuk (Domba Kibas)

Domba Ekor Gemuk dikenal juga dengan nama Domba Kibas (di Jawa), juga dikenal sebagai domba Donggala (di Sulawesi Selatan). Domba ini berasal dari Asia Barat atau India yang dibawa oleh pedagang bangsa Arab pada abad ke-18. Pada sekitar tahun 1731 sampai 1779 pemerintah Hindia Belanda telah mengimpor domba Kirmani, yaitu domba ekor gemuk dari Persia.

Pada awalnya domba Ekor Gemuk berkembang di Jawa Timur, Madura, Sulawesi, dan Nusa Tenggara (terutama di Lombok). Namun saat ini sudah berkembang di seluruh Indonesia.
Domba ini beradaptasi dan tumbuh lebih baik di daerah beriklim kering.

Ciri-ciri domba ekor gemuk :
Bentuk badannya sedikit lebih besar daripada domba lokal lainnya.
Berat domba jantan mencapai 40-60 kg, sedangkan domba betina 25-50 kg.
Tinggi badan pada jantan dewasa antara 52 – 65 cm, sedangkan pada betina dewasa 47 – 60 cm.
Warna bulu wolnya putih dan kasar.
Ekor yang besar, lebar dan panjang. Bagian pangkal ekor membesar merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil karena tidak terjadi penimbunan lemak. Cadangan lemak di bagian ekor berfungsi sebagai sumber energi pada musim paceklik.
Dada terlihat serasi dan kuat seperti bentuk perahu, ke empat kakinya kalau jalan agak lamban karena menanggung berat badan dan ekornya yang gemuk.
Umumnya domba jantan tidak bertanduk dan hanya sedikit yang mempunyai tanduk kecil, sedangkan yang betina tidak bertanduk.
Keunggulan Domba Domba ekor gemuk ini adalah tahan terhadap panas dan kering.






4 komentar:

GROSIR KAOS POLOS mengatakan...

Terimakasih banyak atas informasi yang diberikan. Mhon tips dong bagaimana memilih domba yang sehat?

Unknown mengatakan...

Bisakah dikawin silang Kambing x domba?

Ardiansyah mengatakan...

Terimakasih atas penjelasan anda yang sangat lengkap mengenai Domba

grt mengatakan...

The information really helped me. Hope it is always useful for others b erl cosmetics. Always successful and healthy

Posting Komentar

Kursus Bhs Inggris

promosi online